Laporan Praktikum Ke-4 Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2012
Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum : Laboratorium Biokimia
dan Mikrobiologi Nutrisi
Nama
Asisten : Indari Ici
AKTIVITAS ENZIM
Santa Lusya
Simanjuntak
D24100026
Kelompok 2/ G1
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim
adalah senyawa organik yang dihasilkan suatu sel dalam reaksi kimia yang
berfungsi sebagai katalisator protein. Enzim memiliki sifat unik yaitu hanya
mempengaruhi zat tertentu yang disebut substrat. Enzim terdiri atas 2
penyusunnya yaitu apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim merupakan bagian enzim
yang tersusun dari protein dan bersifat thermolabil
(peka terhadap panas). Sementara, gugus prostetik yang disebut kofaktor adalah
bagian yang tidak memiliki sifat protein dan tersusun atas ion-ion logam.
Koenzim lebih tahan panas dan tidak mudah rusak. Contoh koenzim adalah Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD), Flavin Adenin Dinukleotida (FAD), dan
sitokrom (Anonim, 2011).
Enzim
memiliki beberapa sifat yakni sebagai biokatalisator (enzim mampu mempercepat
reaksi kimia tanpa ikut bereaksi), mudah rusak akibat suhu panas (jika dipanasi
pada suhu lebih 600C), bekerja di dalam dan di luar sel, bekerja
searah dan atau dua arah, bekerja pada bagian spesifik, mampu bekerja dengan
bantuan bahan nonprotein, dan diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi memberikan
pengaruh sangat besar tehadap kecepatan reaksi (Anonim, 2011).
Tujuan
Praktikum
aktivitas enzim bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan bahan terhadap
aktivitas enzim urease dalam mengkatalisis reaksi kimia.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah plastik, termometer, penangas
air (water bath), lemari es, timbangan analitik kasar, spoit 1 ml, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, sendok plastik, dan stopwatch. Bahan-bahan yang
digunakan adalah larutan urea 2%, tepung kacang: (hijau, kedelai, dan tanah), cairan
rumen, dan tissue.
Metode
Perlakuan
Enzim Pada Suhu 00C, 40C, 250C, 500C,
dan 750C
Tepung kacang hijau ditimbang masing-masing sebanyak 1
gram lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik. Pada perlakuan suhu 500C
dan 750C tepung kacang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah
itu, setiap wadah dimasukkan ke dalam ruangan sesuai suhunya ( suhu 00C
ke dalam lemari es bagian atas, suhu 40C ke dalam lemari es bawah,
suhu 250C di dalam ruang praktikum, suhu 500C dan 750C
di dala water bath). Larutan urea 2%
dicampurkan ke dalam masing-masing wadah
sebanyak 2 ml. Amati perubahan (bau) yang terjadi pada menit ke-(0, 5, 10, dan
15).
Perlakuan
Enzim Pada Waktu : 0, 5, 10, dan 15 Menit
Tepung kacang hijau, kacang kedele, dan kacang tanah
ditimbang masing-masing sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam wadah plastik.
Kemudian larutan urea 2% dicampurkan ke dalam wadah sebanyak 2 ml. Amati
perubahan (bau) yang terjadi pada menit ke- (0, 5, 10 dan 15). Sementara, cairan
rumen dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml dan larutan urea 2%
dimasukkan sebanyak 5 ml. Setelah itu, amati perubahan yang terjadi pada menit
ke- (0, 5, 10, dan 15).
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Hijau
Kacang hijau
adalah tanaman pendek bercabang tegak. Tanaman kacang hijau berakar tunggang.
Sistem perakarannya terbagi dua yaitu mesophytes
dan xerophytes. Batang kacang hijau
berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna
hijau kecoklatan atau kemerahan. Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari
tiga helai anak daun setiap tangkai yang disebut istilah trifoliate. Bunganya berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna
kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk hermaprodit dan
penyerbukan terjadi pada malam hari. Buah kacang hijau berbentuk polong dan
setiap polong berisi10-15 biji (Purwono, et
al., 2005).
Kacang hijau (Phaseolus
aureus) berasal dari Famili
Leguminoseae alias polong-polongan. Kacang hijau mengandung protein 24%,
sumber kalsium dan fosfor, kadar lemak rendah terdiri 73% asam lemak tak jenuh
dan 27% asam lemak jenuh, vitamin (B1 dan B2) dan vitamin E untuk kesuburan
(Kaulan, 2008).
Kacang Tanah (Aracis hypogaea)
Kacang tanah dibedakan
menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Kacang tanah berdaun
majemuk bersirip genap yang terdiri atas empat helai daun dengan tangkai agak
panjang, berbunga kira-kira 4-5 minggu, berbuah polong, biji berwarna (putih,
merah, ungu, da merah muda) tetapi kacang tanah paling baik adalah berwarna merah,
dan berakar tunggang. Akar samping atau akar serabut kacang tanah terdapat
bintil-bintil yang berisi bakteri disebut Rhizobium
sp. Bakteri ini mampu mengikat nitrogen bebas dari udara. Pemberian pupuk,
seperti urea, pada kacang tanah dapat menyebabkan bakteri malas mengikat
nitrogen sehingga produksi polong tidak akan mengikat (Rasyid, 1985)
Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi
tinggi, kacang tanah mengandung lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, vitamin
(A, D E, K), dan beberapa mineral (Ca, Cl, Fe, Mg, P, K, S), (Rasyid, 1985)
Kacang Kedelai
Menurut The
American Heart Association, kedelai merupakan sumber protein yang berkualitas
paling baik untuk para vegetarian. Kedelai mengandung 13 nutrisi penting yaitu
protein berkualitas tinggi, asam lemak omega 3, asam lemak omega 6, kalsium,
magnesium, besi, serat, asam folat, vitamin B1, B2, dan B6, kalium dan fosfor,
dan seng. Kedelai mengadung 45% protein nabati yang setara dengan protein pada
telur termasuk 18-20% lipid, yang merupakan sumber utama lemak baik (Mutia,
2011).
Salah
satu unsur hara esensial bagi tanaman adalah nitrogen. Nitrogen juga diperlukan
dalam sintesis klorofil serta pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian
vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Tanaman yang defisiensi
nitrogen tumbuhnya kerdil, daun berwarna pucat/kuning dan biasanya ukurannya
lebih kecil karena gejala khlorotik, dan hasilnya rendah. Tetapi kandungan
nitrogen yang cukup tinggi menyebabkan aktifitas fiksasi nitrogen biologis
menjadi kurang efektif. Kebutuhan nitrogen pada kedelai dipenuhi oleh fiksasi
nitrogen simbiotik yang melibatkan bakteri Rhizobium. Kemampuan tanaman
kedelai mengikat N udara pada tanah yang belum pernah atau pernah ditanami
kedelai akan meningkat apabila benih yang ditanam diinokulasikan dengan bakteri
Rhizobium (Nasikah, 2007).
Enzim Urease
Enzim adalah
katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Suatu kimia dapat
berlangsung meskipun tanpa enzim, tetapi reaksi tersebut berjalan sangat
lambat. Enzim tidak ikut serta dalam reaksi pengubahan suatu zat dan dapat
digunakan secara berulang kali. Enzim memiliki beberapa sifat yakni
biokatalisator (enzim dapat mempercepat berbagai reaksi kimia di dalam sel
dengan menurunkan energi aktivasi),
spesifik (hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu), dapat bekerja
secara bolak-balik (reversible) yang artinya enzim tidak mempengaruhi arah
reaksi sehingga dapat bekerja bolak-balik sampai terjadi keseimbangan, mudah
terdenaturasi oleh suhu tinggi, dan memiliki nama tertentu yang bersifat khusus
yaitu nama pertama merupakan nama molekul yang diikat sedangkan nama kedua
menunjukkan bentuk reaksi yang difasilitasi oleh enzim dan diberi akhiran ase (Nuri, 2009).
Berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis, Komisi Enzim
dari Persatuan Ahli Biokimia Internasional mengklasifikasikan enzim menjadi
enam golongan, yaitu enzim hidrolase, transferase, isomerase, ligase,
oksidoreduktase, dan liase. Enzim hidrolase adalah enzim yang mengatalisasi
hidrolisis substrat atau enzim yang memecah substrat dengan bantuan air. Enzim
yang termasuk golongan ini adalah esterase, karbohidrase, proteinase, amidase
dan nuklease (Damin, 2009).
Pada 1926, Summer berhasil mengisolasi dan
mengkristalisasi enzim urease yang ternyata berstruktur protein. Namun hal ini
memerlukan waktu yang lebih dari 10 tahun untuk membuktikan bahwa enzim
tersebut benar-benar protein (Damin, 2009).
Amidase adalah enzim yang mengatalisasi hidrolisis
pemutusan antara atom C dan atom N (ikatan CN), tetapi bukan ikatan peptida.
Amidase yang penting adalah urease, arginase, dan glutaminase yang
berturut-turut mengatalisasi hidrolisis urea (ureum), arginin, dan glutamin
(Damin, 2009). Enzim urease adalah enzim yang berfungsi untuk menguraikan urea
menjadi amonia dan CO2 (Muhammad, 2009).
Pada umumnya enzim memilki pH normal yaitu 7. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH
optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh :
enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa),
sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam), dan enzim
bekerja pada suhu optimal 360C - 400C. (Yanto, 2008).
Cairan Rumen
Cairan rumen
yang diperoleh dari rumah potong hewan kaya akan kandungan enzim pendegradasi
serat dan vitamin. Cairan rumen mengandung enzim α-amilase, galaktosidase,
hemiselulase, selulase, dan xilanase (Dadik, 2005). Urea dihidrolisis menjadi
amonia di dalam rumen dan sebagian besar dari amonia rumen tersebut dengan
cepat diserap memasuki sistem peredaran darah
dan menimbulkan dampak negatif mulai dari penurunan konsumsi dan performa
ternak sampai kematian akibat keracunan urea. Puncak produksi amonia di dalam
rumen terjadi satu jam setelah pemberian urea (Kaulan, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel
1. Pengamatan Aktivitas Enzim Urease yang Dipengaruhi Oleh Suhu
Suhu
(0o C)
|
Waktu (menit ke-)
|
|||
0’
|
5’
|
10’
|
15’
|
|
0
|
-
|
+++
|
++++
|
+++++
|
4
|
-
|
++
|
+++
|
++++
|
25
|
-
|
+++
|
++++
|
+++++
|
50
|
-
|
+
|
+++
|
++++
|
75
|
-
|
+++
|
++++
|
++++
|
Keterangan:
-
: Tidak bau
+ : Sangat sedikit bau
++ : Sedikit bau
+++ : Agak bau
++++ : Cukup bau
+++++ : Sangat bau/ bau sekali
Tabel
2. Pengamatan Aktivitas Enzim Urease yang Dipengaruhi Oleh Bahan
Nama Bahan
|
Waktu (menit ke-)
|
|||
0’
|
5’
|
10’
|
15’
|
|
Kacang
hijau
|
+
|
++
|
++
|
++
|
Kacang
kedelai
|
++++
|
+++++
|
+++++
|
+++++
|
Kacang
tanah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cairan
rumen
|
++
|
++
|
++
|
+++
|
Keterangan:
-
: Tidak bau
+ : Sangat sedikit bau
++ : Sedikit bau
+++ : Agak bau
++++ : Cukup bau
+++++ : Sangat bau/ bau sekali
Pembahasan
Pada praktikum
ini ada dua percobaan yaitu pengaruh suhu dan pengaruh waktu dengan menggunakan
bahan tepung kacang kedelai sangarai, kacang hijau, kacang tanah dan cairan
rumen. Indikator adanya enzim urease adalah bau pesing (bau menyengat). Tetapi
dari keempat bahan tersebut hanya kacang tanah yang tidak mengandung enzim
urease karena kacang tanah memiliki akar samping atau akar serabut yang
terdapat bintil-bintil yang berisi bakteri disebut Rhizobium sp. Pemberian urea pada kacang tanah menyebabkan bakteri tersebut
malas mengikat nirogen (Nasikah, 2007).
Pada percobaan pertama dengan perlakuan suhu menggunakan
tepung kacang kedelai sangrai. Hasil percobaan menunjukkan pada suhu 00C
dan 250C memiliki bau amoniak yang sangat menyengat (paling bau).
Sementara, berdasarkan literatur suhu optimum untuk enzim-enzim di dalam tubuh
adalah 360-400C. Semakin meningkat suhu aktivitas enzim
akan semakin meningkat. Pada pemanasan yang tinggi enzim akan mengalami
denaturasi. Jadi, pada suhu 00C seharusnya enzim belum bekerja. Perbedaan
ini bisa disebabkan oleh kesalahan praktikan dimana pencium yang kurang tajam
atau tidak bisa membedakan antara bau pesing dengan bau kacang kedelai (Damin,
2009).
Pada percobaan kedua yaitu mengamati kerja enzim pada
bahan yang berbeda tetapi suhunya sama yakni 250C. Pada percobaan
ini, tepung kacang kedelai sangarai memiliki enzim urease paling banyak,
kemudian cairan rumen dan kacang hijau dengan agak banyak enzim ureasenya, dan
kacang tanah tidak memiliki enzim urease. Hasil percobaan ini sesuai dengan
literatur dimana kacang kedelai mengandung protein sangat tinggi yaitu 45% dan memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen (Mutia, 2011). Kandungan enzim urease pada rumen
tidak banyak karena urea dengan cepat dihidrolisis menjadi amoniak dan
pemberian urea terlalu banyak bisa menyebabkan ternak mati (Kaulan, 2008).
Prinsip kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Pada
tahap pertama, enzim (E) bergabung dengan substrat (S) membentuk kompleks enzim
substrat (E-S). Tahap kedua, kompleks enzim substrat terurai menjadi produk
(zat hasil) dan enzim bebas. Terdapat dua model yang diusulkan pada kegiatan
enzim dalam memengaruhi substrat sehingga diperoleh zat hasil, yaitu model
kunci dan gembok yang ternyata lebih banyak disetujui, serta model cocok
imbasan. Pada model kunci dan gembok, substrat atau bagian substrat harus
mempunyai bentuk yang sangat tepat dengan sisi aktif enzim sehingga terbentuk
kompleks enzim substrat. Pada model cocok imbasan enzim berubah bentuk
menyesuaikan diri dengan bentuk substrat setelah terjadi pengikatan. Tautan
yang cocok pada keduanya dapat diimbas ketika terbentuk kompleks enzim
substrat. Jika reaksi telah sempurna molekul hasil atau produknya akan
meninggalkan enzim bebas (Damin, 2009).
Aktivitas enzim ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi enzim, substrat dan kofaktor, serta
inhibitor enzim (Nuri, 2009). Dalam mengatalisasi substrat enzim memiliki sifat
yang khas yakni dapat bekerja secara bolak-balik (reversible) yang artinya
enzim tidak mempengaruhi arah reaksi sehingga dapat bekerja bolak-balik sampai
terjadi keseimbangan (Nuri, 2009).
Enzim urease adalah enzim yang berfungsi untuk
menguraikan urea menjadi amonia dan CO2. Reaksi kimia enzim urease
adalah NH2CONH2 + H2O → CO2 +
2 NH3.
NH2
O=C + HOH
CO2 + 2
NH3
NH2
Hidrolisis
Urea
KESIMPULAN
Aktivitas enzim
yang dipengaruhi suhu bekerja optimal pada suhu 360C - 400C.
Semakin meningkat suhu maka semakin cepat reaksi. Tetapi apabila suhunya diatas
suhu optimum tersebut makan enzim mengalami denaturasi. Pada percobaab
perlakuan bahan yang berbeda menunjukkan bahwa tepung kacang kedelai sangrai
memiliki enzim urease paling banyak kemudian diikuti oleh kacang hijau dan
rumen. Sementara kacang tanah tidak mengandung enzim urease.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011. Sifat-Sifat Enzim. www.annehira.com/sifat-sifat-enzim.htm.
Diakses tanggal [15
Maret 2012]
Handayani,
Nuri. 2009. Buku Kantong Biologi SMA. Pustaka Widyatama: Yogyakarta.
Kardaya
D., et al. 2009. Karakteristik urea
lepas-lamban pada berbagai kadar molasess dalam ransum berbasis jerami padi
secara in vitro. JITV, Vol. 1 (3): 177-191
Kaulan,
et.al,. 2008. Kacang-kacangan. www.scribd.com/doc/52811297/Makalah-Kacang-Kacangan. Diakses
tanggal [16 Maret 2012]
Marzuki,
H.A. Rasyid. 1985 . Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya: Depok
Nasikah.
2007. Pengaruh inokulasi Rhizobium
dan waktu pemberian pupuk N (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai di
lahan sawah setelah kedelai (Glycine max
(L.) Merril. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Malang: Malangs
Nugraheni,
Mutia. 2011. Tiga belas nutrisi super dalam kacang kedelai. kosmo.vivanews.com/news/read/210644-nutrisi-super-dalam-kacang-kedelai.
Diakses tanggal [16 Maret 2012]
Purwono dan Rudi Hartono. 2005. Kacang
Hijau. Penebar Swadaya: Yogyakarta.
Suharto,
Yanto. 2008. Enzim Sebagai Katalisator. http://e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=242&uniq=all. Diakses
tanggal [16 Maret 2012]
Sukri,
Muhammad Suwardi. 2009. Al-Qur’an The Amazing Secret. Ufuk Press: Jakarta
Selatan
Sumardjo,
Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. EGC.