Dalam Matius 25: 14-30, dari perumpaan tentang talenta kita dapat mempelajari 3 hal yaitu
1. Tuhan menaruh banyak hal dalam hidup karena kita dipercaya untuk mengelolanya. Segala potensi, talenta, kemampuan, waktu, harta telah Tuhan percayakan untuk kita kelola.
2. Setiap orang punya perjalanan/tujuan masing-masing yg berbeda sehingga tentunya setiap orang memiliki proses atau yang dilalui berbeda. "Yang Sama Belum Tentu Sama". Misalnya dua orang yang mengalami hal sama belum tentu proses dan maksud sama karena setiap orang unik. Tetapi, lihatlah pada dirimu sendiri apakah kita mengalami kemajuan dalam hidup (naik level dari sebelumnya)?. Tuhan tidak memberikan talenta yang sama pada setiap orang tetap Tuhan memberikan talenta sesuai perjalanan hidup yang dilalui seseorang dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jangan iri hati terhadap orang lain dan atas kepunyaannya.
Tuhan memberikan kita benih yaitu talenta (kemampuan) bukan buah (uang/harta). Tetapi seringkali benih tidak tumbuh menjadi buah karena kita biarkan atau tidak ditanam/ditumbuhkan. Talenta yang Tuhan berikan dapat ditumbuhkan dengan cara:
- Matius 25: 21 --> Jangan meremehkan tanggung jawab kecil. Contohnya; Steven Spielberg.
Dalam hal pekerjaan atau ekonomi, seringkali kita membandingkan diri sebagai pemula dengan orang lain yang memiliki jabatan yang lebih tinggi atau gaji lebih besar dari kita sehingga terkadang kita takut untuk memulai sesuatu. Jangan takut untuk memulai karena kita gak akan kemana-mana.
Dalam hidup hanya ada 2 jenis pengelola yaitu
1. menambahkan talenta: keberadaan kita melengkapi orang lain. Ada talenta orang lain saling terkait dengan talenta kita. Saat kita membangun talenta kita, saat itu juga kita sedang mebangun talenta orang lain.
2. atau mengurangi talenta.
Tantangan dalam mengelola talenta:
- Matius 25: 19: ujian dari seberapa baik jadi pengelola itu ditentukan dengan konsistensi
- Matius 24: 48-50: Perbedaan hasil itu dilihat dari konsistensi kita
- Galatia 6: 9: Jika kita tidak menjadi lemah, kita akan menuai dari proses yang kita jalani karena Tuhan maha melihat dan menyediakan.
- Matius 25: 23: Harapan di akhir perjalanan hidup saat pekerjaan kita di dunia sudah selesai dan Bapa berkata "Maka kata tuannya itu kepadanya: baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu".
Jadilah pengelola yang baik dari apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
BE A LIFE BUILDER, GOD BLESS
Santa.Lusya (Berbagi ilmu)
Minggu, 26 April 2015
Selasa, 15 Mei 2012
Karbohidrat
Laporan Praktikum Ke-7 Hari/Tanggal : Senin, 16 April 2012
Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum : Laboratorium Biokimia
dan Mikrobiologi Nutrisi
Nama
Asisten : Indari Ici
KARBOHIDRAT
Santa Lusya
Simanjuntak
D24100026
Kelompok 2/ G1
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa organik yang
tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan
perbandingan hidrogen dan oksigen dalam air 2:1. Dewasa ini, karbohidrat telah
banyak dikenal memiliki struktur kimia yang mengandung nitrogen atau belerang
(Sumardjo, 2009). Karbohidrat sangat penting bagi ternak maupun manusia. Fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh ternak sapi. Karbohidrat
sebanyak 1 gram akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian digunakan untuk menjalankan
berbagai fungsi (Anonim, 2011).
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama di dalam jaringan tanaman: lebih dari 70 % terdapat pada hijauan, dan lebih dari 85 % terdapat pada biji-bijian/ serealia.
Pada ternak, karbohidrat terdapat dalam bentuk glukosa dan glikogen yang meliputi kurang dari 1 % dari bobot ternak.
Karbohidrat dapat diperoleh dari empat jenis bahan pakan yaitu kelompok
serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum), kelompok hasil sampingan
serealia (limbah penggilingan), kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon, dan
hasil sampingnya), dan kelompok hijaun yang terdiri atas beberapa macam rumput
(rumput gajah, rumput benggala, dan rumput setaria), (Anonim, 2011).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan keberadaan
karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, atau uji Iod.
MATERI
DAN METODE
Materi
Alat-alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet
tetes, pipet mohr, spuit, sendok plastik, spot plate, ruang asam, kompor gas,
gelas piala, dan wadah plastik. Bahan-bahan yang digunakan adalah terdiri atas
3 bagian yaitu uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod. Bahan-bahan digunakan
adalah pereaksi Molish: larutan 5% a-naftol
dalam 95% alkohol, larutan H2SO4 pekat, pereaksi
Benedict, larutan I2 dalam KI, aquadest, sampel larutan (glukosa 1%,
fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, pati larutan, pati cair, CMC 10%, tepung
beras, tepung maizena, tepung terigu, gula pasir, kacang merah, susu murni,
susu skim, susu full cream, sari
kedelai, gula merah, madu, dan permen) pada uji Molish dan uji Benedict, dan
sampel pada uji Iod (tepung terigu, tepung maizena, ketan, kacang merah, tepung
beras, gula pasir, tepung ikan, dedak padi, dan pati).
Metode
Persiapan
Sampel Karbohidrat
Sebanyak 1 gram
sampel karbohidrat ditimbang. Setelah itu sampel dilarutkan di dalam wadah
plastik dengan aquadest, kemudian diamkan selama 5 menit agar endapannya turun.
Uji
Molish
Sampel
karbohidrat masing-masing dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi,
kemudian beri label dan letakkan pada rak tabung reaksi. Pereaksi Molish
sebanyak 2 tetes ditambahkan ke dalam tabung reaksi dan diaduk agar merata. Tabung
reaksi direndam dalam gelar piala dengan air keran lalu diletakkan di dalam
ruang asam. Larutan H2SO4 pekat sebanyak 3 ml ditambahkan
perlahan-lahan melalui dinding tabung, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi
dan dibandingkan antar sampel.
Uji
Benedict
Pereaksi Benedict dimasukkan sebanyak 0,5 ml ke dalam
tabung reaksi. Sebanyak 8 tetes larutan sampel karbohidrat ditambahkan lalu
dihomogenkan. Campuran tersebut dididihkan selama 5 menit, kemudian dinginkan
dalam suhu ruangan dan diamati perubahan warna yang terjadi. Perbedaan antar
sampel diamati dan dibandingkan.
Uji
Iod
Semua sampel
tepung-tepungan dimasukkan ke dalam spot plate dalam jumlah yang sedikit. Larutan
Iod encer ditambahkan sebanyak 1 tetes, dicampur hingga homogen dan diamati
warna yang terbentuk. Perubahan dan perbedaan warna diantara setiap sampel
diamati serta dibandingkan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
senyawa-senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O), dengan perbandingan hidrogen dan oksigen dalam air 2:1. Dewasa
ini, karbohidrat telah banyak dikenal memiliki struktur kimia yang mengandung
nitrogen atau belerang. Sakarida atau zat gula adalah nama yang sering
digunakan sebagai pengganti nama karbohidrat. Berdasarkan kompleksitasnya,
karbohidrat dibedakan atas karbohidrat sederhana, yang lebih dikenal sebagai
monosakarida, dan karbohidrat majemuk meliputi oligosakarida (disakarida) dan
polisakarida (Sumardjo, 2009).
Monosakarida memiliki 3-7 atom karbon, dan berdasarkan
jumlah atom karbon penyusunnya monosakarida dibedakan atas triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, heptosa, oktosa, nonosa. Monosakarida yang paling banyak
ditemukan di alam adalah pentosa dan heksosa. Monosakarida juga dibedakan atas
aldosa dan ketosa. Aldosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia
gugus aldehida bebas atau gugus formil bebas. Golongan aldopentosa adalah
ribosa sedangkan aldoheksosa adalah glukosa, galaktosa, dan manosa. Ketosa
adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus keton bebas atau
karbonil bebas. Ketoheksosa yang penting adalah D-fruktosa yang dikenal sebagai
levulosa atau gula buah. (sumardjo, 2009).
Oligosakarida tersusun atas sedikit (“Oligos”) unit monosakarida.
Oligosakarida yang terdapat di alam adalah disakarida, trisakarida, dan
tetrasakarida (Sumardjo, 2009). Disakarida
yang penting dalam makanan adalah sukrosa (gula meja atau gula tebu), laktosa
(gula susu), dan maltosa (gula malt). Laktosa dan maltosa adalah gula
pereduksi, tetapi sukrosa bukan gula pereduksi (James, 2008). Trisakarida
dibedakan atas trisakarida pereduksi dan trisakarida pereduksi. Trisakarida
pereduksi antara lain monotriosa (galaktosa+galaktosa+glukosa), robinosa
(galaktosa+ramnosa+ramnosa), ramninosa (galaktosa+ramnosa+ramnosa). Sementara
trisakarida nonpereduksi adalah rafinosa, gentianosa, dan melezitosa (Sumardjo,
2009).
Polisakarida merupakan karbohidrat majemuk yang mempunyai
susunan yang komplek dengan berat molekul yang besar. Rasa polisakarida tidak
manis. Polisakarida tidak mereduksi pereaksi Benedict atau pereaksi Fehling
(Sumardjo, 2009). Polisakarida adalah rantai panjang molekul-molekul gula polisakarida
mengandung 26.000 glukosa. Tiga polisakarida yang penting adalah selulosa,
pati, dan glikogen (James, 2008).
Tepung-Tepungan
Pati
yang terdapat dalam beras merupakan sumber karbohidrat yang terpenting dan
terbanyak, murah dan mudah didapat. Di Indonesia beras merupakan bahan makanan
pokok dan juga merupakan sumber energi (58%) dan protein (50%) yang terpenting
(Effendi et al, 2002). Tepung terigu
mengandung banyak zat pati yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air. Kadar pati pada tepung terigu berkisar antara 60-68% (Anonim, 2012).
Tepung beras ketan (Oriza sativa
glutinous) mengandung karbohidrat 80% (dalam bentuk amilosa 1% dan
amilopektin 99%), lemak 4%, potein 6,5% dan air 10%. Pati jagung dalam
perdagangan biasa disebut tepung maizena. Kadar pati dalam tepung maizena
adalah sebesar 54,1%-71,7% (Singh et al,
2008)
Gula
Jenis gula yang digunakan antara lain gula merah, gula pasir,
permen, dan madu. Gula merah dibuat dari pemekatan nira bunga kelapa, aren,
atau siwalan. Kandungan gula merah adalah sukrosa 50%, glukosa, dan fruktosa
(Anonim, 2009).
Gula pasir disebut gula tebu atau
gula bit karena diperoleh dari tebu atau bit. Gula pasir hanya mengandung satu
jenis gula yaitu sukrosa, yang merupakan gula kristal. Gula pasir adalah bahan
baku pembuatan permen, selai, dan jeli, yang mana ketiganya mengandung sukrosa
tinggi (Anonim, 2009).
Dalam sebuah permen
mengandung komponen gula (glukosa), sakarin atau sikalamat (gula buatan untuk
menghasilkan rasa yang sangat manis), asam malat atau asam sitrat (asam organik
yang memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stroberi, atau rasa buah), zat
pewarna, zat tambahan lainnya seperti susu, ekstrak kopi (permen kopikko),
vanilli, lemak nabati, lecitin, dan
tamabahan zat serat. Komponen utama permen adalah gula yang dalam bahasa
ilmiahnya sukrosa. Permen rasanya manis karena mengandung sukrosa atau gula
pasir. Sementara glukosa umumnya terkandung di dalam permen untuk memperbaiki
tekstur permen agar terasa lembut saat dinikmati (Hilman, 2011).
Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah
untuk dikonsumsi, karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu
mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa.
Kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu madu nasional dimana
kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total adalah minimal 60%. Kadar yang
sesuai dengan standar SII yang ditetapkan oleh Standar Industri Indonesia (SII)
tahun 1977 dan 1985 hanya mungkin terdapat pada madu murni. Sedangkan, jenis
gula pereduksi yang terdapat pada madu tidak hanya glukosa dan fruktosa, tetapi
juga terdapat maltosa dan dekstrin. Kadar gula pereduksi total pada madu randu
adalah sebesar 68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar 68,12 %
(Ratnayani et al, 2008).
Pakan
Pakan yang digunakan pada Uji Iod
adalah tepung ikan, dan dedak padi. Tepung ikan mengandung protein yang cukup
tinggi, sehingga digunakan sebagai sumber utama protein pada pakan unggas.
Selain sumber protein, tepung ikan juga dapat digunakan sebagai sumber kalsium.
Tepung ikan yang baik mengandung protein kasar 58-68%, air 5,5-8,5%, serta
garam 0,5-3,3% (Boniran, 1999).
Sebagai produk samping dari
penggilingan padi, dedak padi mengandung 15-23% lipid. Selain itu, dedak padi
kaya akan protein, karbohidrat (starch),
serat, mineral, vitamin B, phytin, phosphatides, dan waxes (Boniran, 1999).
Sukrosa
Sukrosa
banyak diperoleh dari tebu., oleh karena itu sukrosa disebut gula tebu. Sukrosa
larut dalam air, tetapi sukar larut dalam alkohol. Sukrosa tidak mempunyai
radikal hidroksil laktol yang bebas sehingga sukrosa tidak mereduksi pereaksi
Benedict atau pereaksi Fehling. Sukrosa terdiri atas monosakarida glukosa dan
galaktosa (Sumardjo, 2009).
Fruktosa
Fruktosa adalah salah satu jenis gula yang
memiliki tingkat kemanisan 1,5 kali tngkat kemanisan gula kristal (sukrosa).
Fruktosa dapat dibuat dengan hidrolisis pati menggunakan enzim amilase dan
glukoamilase. Lebih lanjut, glukosa yang dihasilkan diisomerisasi dengan enzim
glukoisomerese. Produk komersial mengandung 42, 45, atau 90% fruktosa (Widiasa et al, 2000).
Glukosa
Karbohidrat
glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan
energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, glukosa dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi
gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH)
dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D &
L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim
tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan D-Glukosa (Irawan, 2007).
CMC 1%
Carboxymetyl
Cellulose (CMC) merupakan salah satu derivat selulosa yang dapat larut dalam
air yang larutannya memiliki sifat viskositas yang berbeda. Viskositas larutan
CMC 1% > 100 m.Pa S. Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan eter polimer
selulosa linear dan berupa senyawa anion yang bersifat biodegradable, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air,
memiliki rentang pH sebesar 6,5 sampai
8,0 dan stabil pada rentang pH 2 – 10, transparan serta tidak bereaksi dengan
senyawa organik. Karboksimetil selulosa
berasal dari selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara selulosa
dengan asam monokloroasetat, dengan katalis berupa senyawa alkali.
Karboksimetil selulosa juga merupakan senyawa serba guna yang memiliki sifat
penting seperti kelarutan, reologi dan adsorpsi di permukaan. CMC dengan
konsentrasi 0,1 – 0,5% sering digunakan pada sirup (Agustiani, 2010).
Kacang Merah
Kacang
merah memiliki nama asli kacang jogo (Phaseolus
vulgaris L) bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Kacang merah yang
dimanfaatkan adalah bijinya. Biji kacang merah merupakan bahan makanan yang
mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber protein nabati yang potensial.
Kandungan karbohidrat pada kacang merah juga sangat tinggi, yaitu mencapai 61 g
per 100 g. Komponen karbohidrat pada kacang merah terdiri dari gula 1,6%;
dekstrin 2,7%; pati 35,2%; pentosa 8,4%; galaktan 1,3%; dan pektin 0,7%.
Tingginya kadar karbohidrat menyebabkan kacang merah merupakan sumber energi
yang baik, yaitu sekitar 348 kkal per 100 gram (Narto, 2011).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel
1. Hasil Pengamatan Uji Molish dan Uji Benedict
Nama
bahan
|
Uji
Molish
|
Uji
Benedict
|
Sari
kedelai
|
ü
|
+
|
Susu
murni
|
ü
|
++
|
Susu
skim
|
ü
|
++
|
Susu
Full Cream
|
ü
|
++
|
Tepung
beras
|
ü
|
-
|
Tepung
maizena
|
ü
|
-
|
Tepung
terigu
|
ü
|
-
|
Tepung
ketan
|
ü
|
+
|
Pati
cair
|
ü
|
+++
|
Pati
larutan
|
ü
|
-
|
Glukosa
|
ü
|
+++
|
Sukrosa
|
ü
|
-
|
Fruktosa
|
ü
|
+++
|
Madu
|
ü
|
+++
|
CMC
10%
|
ü
|
-
|
Gula
pasir
|
ü
|
-
|
Gula
merah
|
ü
|
+++
|
Permen
|
ü
|
+++
|
Kacang
merah
|
ü
|
+
|
Keterangan :
ü
:
ada karbohidrat
-
: tidak mengandung
karbohidrat
+ :
mengandung sedikit karbohidrat
++ :
mengandung agak banyak karbohidrat
+++ :
mengandung banyak karbohidrat
Tabel
2. Hasil Pengamatan Uji Iod
Nama
bahan
|
Uji
Iod
|
Tepung
beras
|
-
|
Gula
pasir
|
-
|
Tepung
ikan
|
-
|
Kacang
merah
|
+
|
Tepung
terigu
|
++
|
Tepung
maizena
|
++
|
Tepung
ketan
|
++
|
Dedak
padi
|
+++
|
Pati
|
+++
|
Keterangan:
-
: tidak mengandung karbohidrat
+
: mengandung sedikit
karbohidrat
++ : mengandung agak banyak
karbohidrat
+++ : mengandung banyak karbohidrat
Pembahasan
Uji
Molish adalah uji umum untuk semua karbohidrat. Prinsip kerja uji Molish adalah
larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molish, yaitu larutan 5% a-naftol dalam alkohol, kemudian ditambah
asam sulfat pekat dengan hati-hati. Warna violet yang terbentuk menunjukkan
adanya karbohidrat. Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami
dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksilmetilfurfural atau
furfural dan kondensasi adehida yang terbentuk ini dengan a-naftol membentuk
senyawa khusus untuk polisakarida dan disakarida (Sumardjo, 2009). Semua bahan
yakni sari kedelai, gula merah, susu full
cream, permen, susu skim, gula pasir, tepung ketan, tepung beras, tepung
maizena, kacang merah, pati cair, pati larutan, glukosa, CMC 1%, madu,
fruktosa, susu murni, tepung terigu, dan sukrosa menunjukkan adanya cincin ungu
pada dinding tabung reaksi sehingga pada uji Molish semua bahan mengandung
karbohidrat.
Uji
Benedict merupakan uji terhadap karbohidrat pereduksi. Prinsip kerja uji ini
berdasarkan reaksi reduksi Cu2+ (pereaksi Benedict) menjadi Cu+
dan mengendap sebagai kupro oksida (Cu2O) melalui pemanasan
karbohidrat pereduksi terhadap pereaksi Benedict (campuran 17,3 gram kupri
sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium karbonat dalm 100 gram
air) akan terjadi perubahan warna dari biru à hijau à
kuning à
kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila
konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Warna merah merupakan sebagai
tanda positif adanya karbohidrat pereduksi (Sumardjo, 2009). Pada uji Benedict,
bahan yang mengandung gula pereduksi menunjukkan warna merah bata sedangkan
yang tidak mengandung gula pereduksi akan tetap berwarna biru ketika
dipanaskan. Sukrosa, CMC 1%, pati larutan, tepung beras, tepung maizena, gula
pasir, dan tepung terigu menunjukkan warna biru setelah dipanaskan dan
didinginkan. Tepung ketan, kacang merah, dan susu kedelai menunjukkan warna
hijau kebiruan dan ada endapan. Susu murni, susu full cream, dan susu skim menunjukkan warna kuning ke-orangean. Gula
merah, pati cair, glukosa, madu, dan fruktosa menunjukkan endapan merah bata.
Prinsip
kerja uji Iod adalah penambahan iodium pada polisakarida yang menyebabkan
terbentuknya kompleks absorbsi berwarna spesifik. Uji Iod merupakan uji
terhadap amilum atau pati. Amilum atau
pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium
membentuk warna coklat. Amilosa kurang lebih 20% memiliki struktur linier dan
dengan iodium membentuk warna biru. Sementara penambahan iodium fraksi
memberikan warna ungu sampai merah (Anonim, 2011). Sampel gula pasir dan tepung
beras menunjukkan warna kuning, dan tepung ikan menunjukkan warna coklat
kekuningan sehingga ketiga bahan tersebut tidak mengandung amilum (pati).
Tepung terigu, tepung maizena, dan tepung ketan menunjukkan warna agak kebiruan
saat dicampur dengan iodium. Kacang merah dicampur iodium menunjukkan warna
sedikit biru bercampur merah. Dedak padi dicampur iodium menunjukkan warna ungu
kehitaman.
Gula
pereduksi adalah golongan oligosakarida yang dapat mereduksi larutan Fehling
atau Tollens. Gula yang termasuk kelompok gula pereduksi, yaitu semua
monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), beberapa disakarida (maltosa
dan laktosa), dan trisakarida pereduksi antara lain monotriosa, robinosa, dan
ramninosa. Sementara kelompok gula bukan pereduksi, yaitu sukrosa, semua
polisakarida (amilum, glikogen, dan selulosa), dan trisakarida nonpereduksi
antara lain rafinosa, gentianosa, dan melezitosa (Sumardjo, 2009).
Uji karbohidrat selain uji Molish,
uji Benedict, dan uji Iod adalah uji Anthron, uji terhadap karbohidrat
pereduksi (uji Fehling, uji Tollens, uji asam pikrat, uji Barfoed), uji
Seliwanoff (uji khusus untuk ketosa), dan uji khusus untuk pentosa. Uji Anthron
adalah uji umum terhadap semua karbohidrat. Larutan 0,2% Anthron dalam asam sulfat
pekat ditambah larutan karbohidrat. Setelah didiamkan terbentuk warna hijau
atau hijau kebiruan. Prinsipnya sama dengan uji Molish (Sumardjo, 2009).
Uji Fehling merupakan uji terhadap
karbohidrat pereduksi. Pereaksi Fehling ditambah karbohidrat pereduksi,
kemudain dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru à
hijau à
kuning à
kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila
jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi
akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena adanya basa,
sedangkan pereaksi Fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat
dua diubah menjadi tembaga bermartabat satu (Sumardjo, 2009).
Uji Tollens: prinsip kerjanya
adalah karbohidrat pereduksi dipanaskan dengan pereaksi Tollens dalam tabung
reaksi bersih, terbentuk lapisan tipis menyerupai cermin pada bagian bawah
tabung percobaan (Sumardjo, 2009)
Uji asam pikrat: trinitrofenol atau
asam pikrat jenuh dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan adanya
karbohidrat pereduksi. Pada 5 ml larutan karbohidrat pereduksi ditambahkan 2-3
ml asam pikrat dan 1 ml natrium karbonat 10%. Pada pemanasan terjadi perubahan
warna kuning menjadi merah. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi karbohidrat
pereduksi menjadi asam onat dan reduksi asam pikrat warna kuning menjadi asam
pikramat berwarna merah (Sumardjo, 2009).
Uji Barfoed dapat digunakan untuk
membedakan disakarida dan monosakarida. Pereaksi Barfoed bersifat asam dan
dibuat dengan melarutkan 13,3 gram kristal kupri sulfat netral dalam 200 ml
air. Setelah disaring, filtrat ditambah dengan 1,8 ml asam asetat glasial.
Suasana asam dalam pereaksi Barfoed dapat mengakibatkan waktu terjadinya
pengendapan kupro oksida pada reaksi
dengan disakarida dan monosakarida berbeda. Pada konsentrasi yang sama,
disakarida memberikan endapan lebih lambat daripada monosakarida (Sumardjo,
2009).
Adanya
pentosa dapat ditunjukkan dengan uji Bial dan uji Tauber. Pereaksi Bial dapat
dibuat dengan melarutkan 1,5 gram orsinol dalam 500 ml HCl pekat, kemudian
ditambah dengan 20-30 tetes feriklorida 10%. Pereaksi Tauber diperoleh bila
larutan benzidin 4% dicampur dengan asam asetat glasial. Pendidihan aldopentosa
dengan pereaksi Bial akan menghasilkan larutan berwarna hijau. Bila aldopentosa
dididihkan dengan pereaksi Tauber, dihasilkan warna pink sampai merah setelah
didinginkan (Sumardjo, 2009).
KESIMPULAN
Uji Molish merupakan uji umum karbohidrat. Pada uji
Molish bila bahan mengandung karbohidrat akan menunjukkan adanya cincin ungu
pada dinding tabung reaksi dan semua bahan yang diuji pada uji Molish ini
mengandung karbohidrat. Uji benedict merupakan uji terhadap gula pereduksi. Pada
uji Benedict, bahan yang mengandung gula pereduksi menunjukkan warna merah bata
(endapan merah bata) sedangkan yang
tidak mengandung gula pereduksi akan tetap berwarna biru ketika dipanaskan. Uji
Iod adalah uji terhadap adanya amilum. Bila bahan mengandung amilum akan
menunjukkan warna biru keunguan atau sedikit biru.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Elly. 2010. Carboxymethyl
celluloce (CMC) plant from bagasse. Surabaya. ITS Library.
Anonim. 2011. Ragam gula di sekitar kita.
www.landson.co.id.news/did_you_know/ragam_gula_di_sekitar_kita.hmtl. diakses tanggal
[18 April 2012]
Anonim. 2011. Prosedur identifikasi amilum dalam ubi kayu. http://www.artikelkimia.info/prosedur-identifikasi-amilum-dlm-ubi-kayu-11130427092011.
Diakses tanggal [18 April 2012]
Anonim. 2012. Tepung mocaf solusi atasi ketergantungan impor
terigu. ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/01/17/tepung-mocaf-solusi-atasi-ketergantungan-impor-terigu/.
diakses tanggal [18 April 2012]
Boniran, S. 1999.Quality control untuk bahan baku dan produk
akhir pakan. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop. American
Soybean Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 2-7
Budiman, Meli Siska. 2009. Karbohidrat. Modul Kuliah Jurusan
Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Effendi D, Agus Firmansyah, Sri Rezeki S Hadinegoro, Pramita
G Dwipoerwantoro. 2002. Absorpsi karbohidrat yang berasal dari beras pada anak
usia 1-3 tahun. Sari Pediatri. 3 (4): 206-212.
Hilman. 2011. Di Balik Si Gula-gula. www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Di-Balik-Si-Gula-gula.
diakses tanggal [18 April 2012]
Irawan,
M. Anwari. 2007. Glukosa dan metabolisme energi. Sports Science Brief. Vol 1.
No. 6.
Narto. 2011. Kacang Merah.
artikelterbaru.com/kesehatan/kacang-merah-20112786.html. diakses tanggal [18
April 2012]
Ratnayani,
K., M. A. Dwi Adhi S., dan I. G. A. M. A. S. Gitadewi. 2008. Penentuan kadar
glukosa dan fruktosa pada madu randu dan madu kelengkeng dengan metode
kromatografi cair kinerja tinggi. Jurnal Kimia 2 (2): 77-86.
Singh S et al. 2008.
Effect of incoporating sweet potato flour to wheat flour on the quality
characteristics of cookies. African Journal of Food Science.
Sumardjo,
Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. EGC.
Widiasa, I Nyoman and Nugraheni, Ratri .
2000. Transmisi pati, glukosa, dan fruktosa melalui membran mikrofiltrasi. Documentation.
Fakultas Teknik.
LAMPIRAN
Uji Iod Uji
Molish (sebelum ditambah H2SO4)
Uji Benedict
(setelah dipanaskan) Uji
Molish (setelah ditambah H2SO4)
Langganan:
Postingan (Atom)