Minggu, 26 April 2015

Pengelola yang Baik

Dalam Matius 25: 14-30, dari perumpaan tentang talenta kita dapat mempelajari 3 hal yaitu
1. Tuhan menaruh banyak hal dalam hidup karena kita dipercaya untuk mengelolanya. Segala potensi, talenta, kemampuan, waktu, harta telah Tuhan percayakan untuk kita kelola.
2. Setiap orang punya perjalanan/tujuan masing-masing yg berbeda sehingga tentunya setiap orang memiliki proses atau yang dilalui berbeda. "Yang Sama Belum Tentu Sama". Misalnya dua orang yang mengalami hal sama belum tentu proses dan maksud sama karena setiap orang unik. Tetapi, lihatlah pada dirimu sendiri apakah kita mengalami kemajuan dalam hidup (naik level dari sebelumnya)?. Tuhan tidak memberikan talenta yang sama pada setiap orang tetap Tuhan memberikan talenta sesuai perjalanan hidup yang dilalui seseorang dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jangan iri hati terhadap orang lain dan atas kepunyaannya.
        Tuhan memberikan kita benih yaitu talenta (kemampuan) bukan buah (uang/harta). Tetapi seringkali benih tidak tumbuh menjadi buah karena kita biarkan atau tidak ditanam/ditumbuhkan. Talenta yang Tuhan berikan dapat ditumbuhkan dengan cara:
- Matius 25: 21 --> Jangan meremehkan tanggung jawab kecil. Contohnya; Steven Spielberg.
Dalam hal pekerjaan atau ekonomi, seringkali kita membandingkan diri sebagai pemula dengan orang lain yang memiliki jabatan yang lebih tinggi atau gaji lebih besar dari kita sehingga terkadang kita takut untuk memulai sesuatu. Jangan  takut untuk memulai karena kita gak akan kemana-mana.
Dalam hidup hanya ada 2 jenis pengelola yaitu
1. menambahkan talenta: keberadaan kita melengkapi orang lain. Ada talenta orang lain saling terkait dengan talenta kita. Saat kita membangun talenta kita, saat itu juga kita sedang mebangun talenta orang lain.
2. atau mengurangi talenta.

Tantangan dalam mengelola talenta:
- Matius 25: 19: ujian dari seberapa baik jadi pengelola itu ditentukan dengan konsistensi
- Matius 24: 48-50: Perbedaan hasil itu dilihat dari konsistensi kita
- Galatia 6: 9: Jika kita tidak menjadi lemah, kita akan menuai dari proses yang kita jalani karena Tuhan maha melihat dan menyediakan.
- Matius 25: 23: Harapan di akhir perjalanan hidup saat pekerjaan kita di dunia sudah selesai dan Bapa berkata "Maka kata tuannya itu kepadanya: baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu".

Jadilah pengelola yang baik dari apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
BE A LIFE BUILDER, GOD BLESS

Selasa, 15 Mei 2012

Karbohidrat



Laporan Praktikum Ke-7                    Hari/Tanggal               : Senin, 16 April 2012
Integrasi Proses Nutrisi                       Tempat Praktikum       : Laboratorium Biokimia
            dan Mikrobiologi Nutrisi        
Nama Asisten              : Indari Ici






KARBOHIDRAT

Santa Lusya Simanjuntak
D24100026
Kelompok 2/ G1




















DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan perbandingan hidrogen dan oksigen dalam air 2:1. Dewasa ini, karbohidrat telah banyak dikenal memiliki struktur kimia yang mengandung nitrogen atau belerang (Sumardjo, 2009). Karbohidrat sangat penting bagi ternak maupun manusia. Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh ternak sapi. Karbohidrat sebanyak 1 gram akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi (Anonim, 2011).
            Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama di dalam jaringan tanaman: lebih dari 70 % terdapat pada hijauan, dan lebih dari 85 % terdapat pada biji-bijian/ serealia. Pada ternak, karbohidrat terdapat dalam bentuk glukosa dan glikogen yang meliputi kurang  dari 1 % dari bobot ternak. Karbohidrat dapat diperoleh dari empat jenis bahan pakan yaitu kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum), kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan), kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon, dan hasil sampingnya), dan kelompok hijaun yang terdiri atas beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala, dan rumput setaria), (Anonim, 2011).

Tujuan
            Praktikum ini bertujuan untuk menentukan keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, atau uji Iod.






MATERI DAN METODE
Materi
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet mohr, spuit, sendok plastik, spot plate, ruang asam, kompor gas, gelas piala, dan wadah plastik. Bahan-bahan yang digunakan adalah terdiri atas 3 bagian yaitu uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod. Bahan-bahan digunakan adalah pereaksi Molish: larutan 5% a-naftol dalam 95% alkohol, larutan H2SO4 pekat, pereaksi Benedict, larutan I2 dalam KI, aquadest, sampel larutan (glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, pati larutan, pati cair, CMC 10%, tepung beras, tepung maizena, tepung terigu, gula pasir, kacang merah, susu murni, susu skim, susu full cream, sari kedelai, gula merah, madu, dan permen) pada uji Molish dan uji Benedict, dan sampel pada uji Iod (tepung terigu, tepung maizena, ketan, kacang merah, tepung beras, gula pasir, tepung ikan, dedak padi, dan pati).

Metode
Persiapan Sampel Karbohidrat
            Sebanyak 1 gram sampel karbohidrat ditimbang. Setelah itu sampel dilarutkan di dalam wadah plastik dengan aquadest, kemudian diamkan selama 5 menit agar endapannya turun.
Uji Molish
            Sampel karbohidrat masing-masing dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi, kemudian beri label dan letakkan pada rak tabung reaksi. Pereaksi Molish sebanyak 2 tetes ditambahkan ke dalam tabung reaksi dan diaduk agar merata. Tabung reaksi direndam dalam gelar piala dengan air keran lalu diletakkan di dalam ruang asam. Larutan H2SO4 pekat sebanyak 3 ml ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan dibandingkan antar sampel.
Uji Benedict
            Pereaksi Benedict dimasukkan sebanyak 0,5 ml ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 8 tetes larutan sampel karbohidrat ditambahkan lalu dihomogenkan. Campuran tersebut dididihkan selama 5 menit, kemudian dinginkan dalam suhu ruangan dan diamati perubahan warna yang terjadi. Perbedaan antar sampel diamati dan dibandingkan.
Uji Iod
            Semua sampel tepung-tepungan dimasukkan ke dalam spot plate dalam jumlah yang sedikit. Larutan Iod encer ditambahkan sebanyak 1 tetes, dicampur hingga homogen dan diamati warna yang terbentuk. Perubahan dan perbedaan warna diantara setiap sampel diamati serta dibandingkan.
























TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
            Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan perbandingan hidrogen dan oksigen dalam air 2:1. Dewasa ini, karbohidrat telah banyak dikenal memiliki struktur kimia yang mengandung nitrogen atau belerang. Sakarida atau zat gula adalah nama yang sering digunakan sebagai pengganti nama karbohidrat. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas karbohidrat sederhana, yang lebih dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk meliputi oligosakarida (disakarida) dan polisakarida (Sumardjo, 2009).
            Monosakarida memiliki 3-7 atom karbon, dan berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya monosakarida dibedakan atas triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa, oktosa, nonosa. Monosakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah pentosa dan heksosa. Monosakarida juga dibedakan atas aldosa dan ketosa. Aldosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus aldehida bebas atau gugus formil bebas. Golongan aldopentosa adalah ribosa sedangkan aldoheksosa adalah glukosa, galaktosa, dan manosa. Ketosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus keton bebas atau karbonil bebas. Ketoheksosa yang penting adalah D-fruktosa yang dikenal sebagai levulosa atau gula buah.  (sumardjo, 2009).
            Oligosakarida tersusun atas sedikit (“Oligos”) unit monosakarida. Oligosakarida yang terdapat di alam adalah disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida (Sumardjo,  2009). Disakarida yang penting dalam makanan adalah sukrosa (gula meja atau gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula malt). Laktosa dan maltosa adalah gula pereduksi, tetapi sukrosa bukan gula pereduksi (James, 2008). Trisakarida dibedakan atas trisakarida pereduksi dan trisakarida pereduksi. Trisakarida pereduksi antara lain monotriosa (galaktosa+galaktosa+glukosa), robinosa (galaktosa+ramnosa+ramnosa), ramninosa (galaktosa+ramnosa+ramnosa). Sementara trisakarida nonpereduksi adalah rafinosa, gentianosa, dan melezitosa (Sumardjo, 2009).
            Polisakarida merupakan karbohidrat majemuk yang mempunyai susunan yang komplek dengan berat molekul yang besar. Rasa polisakarida tidak manis. Polisakarida tidak mereduksi pereaksi Benedict atau pereaksi Fehling (Sumardjo, 2009). Polisakarida adalah rantai panjang molekul-molekul gula polisakarida mengandung 26.000 glukosa. Tiga polisakarida yang penting adalah selulosa, pati, dan glikogen (James, 2008).

Tepung-Tepungan
            Pati yang terdapat dalam beras merupakan sumber karbohidrat yang terpenting dan terbanyak, murah dan mudah didapat. Di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok dan juga merupakan sumber energi (58%) dan protein (50%) yang terpenting (Effendi et al, 2002). Tepung terigu mengandung banyak zat pati yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Kadar pati pada tepung terigu berkisar antara 60-68% (Anonim, 2012). Tepung beras ketan (Oriza sativa glutinous) mengandung karbohidrat 80% (dalam bentuk amilosa 1% dan amilopektin 99%), lemak 4%, potein 6,5% dan air 10%. Pati jagung dalam perdagangan biasa disebut tepung maizena. Kadar pati dalam tepung maizena adalah sebesar 54,1%-71,7% (Singh et al, 2008)

Gula
            Jenis gula yang digunakan antara lain gula merah, gula pasir, permen, dan madu. Gula merah dibuat dari pemekatan nira bunga kelapa, aren, atau siwalan. Kandungan gula merah adalah sukrosa 50%, glukosa, dan fruktosa (Anonim, 2009).
            Gula pasir disebut gula tebu atau gula bit karena diperoleh dari tebu atau bit. Gula pasir hanya mengandung satu jenis gula yaitu sukrosa, yang merupakan gula kristal. Gula pasir adalah bahan baku pembuatan permen, selai, dan jeli, yang mana ketiganya mengandung sukrosa tinggi (Anonim, 2009).
            Dalam sebuah permen mengandung komponen gula (glukosa), sakarin atau sikalamat (gula buatan untuk menghasilkan rasa yang sangat manis), asam malat atau asam sitrat (asam organik yang memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stroberi, atau rasa buah), zat pewarna, zat tambahan lainnya seperti susu, ekstrak kopi (permen kopikko), vanilli, lemak nabati, lecitin, dan tamabahan zat serat. Komponen utama permen adalah gula yang dalam bahasa ilmiahnya sukrosa. Permen rasanya manis karena mengandung sukrosa atau gula pasir. Sementara glukosa umumnya terkandung di dalam permen untuk memperbaiki tekstur permen agar terasa lembut saat dinikmati (Hilman, 2011).
            Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah untuk dikonsumsi, karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa. Kadar glukosa dan fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu madu nasional dimana kandungan gula pereduksi (glukosa dan frukosa) total adalah minimal 60%. Kadar yang sesuai dengan standar SII yang ditetapkan oleh Standar Industri Indonesia (SII) tahun 1977 dan 1985 hanya mungkin terdapat pada madu murni. Sedangkan, jenis gula pereduksi yang terdapat pada madu tidak hanya glukosa dan fruktosa, tetapi juga terdapat maltosa dan dekstrin. Kadar gula pereduksi total pada madu randu adalah sebesar 68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar 68,12 % (Ratnayani et al, 2008).

Pakan
            Pakan yang digunakan pada Uji Iod adalah tepung ikan, dan dedak padi. Tepung ikan mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga digunakan sebagai sumber utama protein pada pakan unggas. Selain sumber protein, tepung ikan juga dapat digunakan sebagai sumber kalsium. Tepung ikan yang baik mengandung protein kasar 58-68%, air 5,5-8,5%, serta garam 0,5-3,3% (Boniran, 1999).
            Sebagai produk samping dari penggilingan padi, dedak padi mengandung 15-23% lipid. Selain itu, dedak padi kaya akan protein, karbohidrat (starch), serat, mineral, vitamin B, phytin, phosphatides, dan waxes (Boniran, 1999).


Sukrosa
            Sukrosa banyak diperoleh dari tebu., oleh karena itu sukrosa disebut gula tebu. Sukrosa larut dalam air, tetapi sukar larut dalam alkohol. Sukrosa tidak mempunyai radikal hidroksil laktol yang bebas sehingga sukrosa tidak mereduksi pereaksi Benedict atau pereaksi Fehling. Sukrosa terdiri atas monosakarida glukosa dan galaktosa (Sumardjo, 2009).

Fruktosa
            Fruktosa adalah salah satu jenis gula yang memiliki tingkat kemanisan 1,5 kali tngkat kemanisan gula kristal (sukrosa). Fruktosa dapat dibuat dengan hidrolisis pati menggunakan enzim amilase dan glukoamilase. Lebih lanjut, glukosa yang dihasilkan diisomerisasi dengan enzim glukoisomerese. Produk komersial mengandung 42, 45, atau 90% fruktosa (Widiasa et al, 2000).

Glukosa
            Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi  penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen  (-H) dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh  sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan  D-Glukosa (Irawan, 2007).

CMC 1%
            Carboxymetyl Cellulose (CMC) merupakan salah satu derivat selulosa yang dapat larut dalam air yang larutannya memiliki sifat viskositas yang berbeda. Viskositas larutan CMC 1% > 100 m.Pa S. Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan eter polimer selulosa linear dan berupa senyawa anion yang bersifat biodegradable, tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air, memiliki  rentang pH sebesar 6,5 sampai 8,0 dan stabil pada rentang pH 2 – 10, transparan serta tidak bereaksi dengan senyawa organik.  Karboksimetil selulosa berasal dari selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara selulosa dengan asam monokloroasetat, dengan katalis berupa senyawa alkali. Karboksimetil selulosa juga merupakan senyawa serba guna yang memiliki sifat penting seperti kelarutan, reologi dan adsorpsi di permukaan. CMC dengan konsentrasi 0,1 – 0,5% sering digunakan pada sirup (Agustiani, 2010).

Kacang Merah
            Kacang merah memiliki nama asli kacang jogo (Phaseolus vulgaris L) bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Kacang merah yang dimanfaatkan adalah bijinya. Biji kacang merah merupakan bahan makanan yang mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber protein nabati yang potensial. Kandungan karbohidrat pada kacang merah juga sangat tinggi, yaitu mencapai 61 g per 100 g. Komponen karbohidrat pada kacang merah terdiri dari gula 1,6%; dekstrin 2,7%; pati 35,2%; pentosa 8,4%; galaktan 1,3%; dan pektin 0,7%. Tingginya kadar karbohidrat menyebabkan kacang merah merupakan sumber energi yang baik, yaitu sekitar 348 kkal per 100 gram (Narto, 2011).























HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Molish dan Uji Benedict
Nama bahan
Uji Molish
Uji Benedict
Sari kedelai
ü   
+
Susu murni
ü   
++
Susu skim
ü   
++
Susu Full Cream
ü   
++
Tepung beras
ü   
-
Tepung maizena
ü   
-
Tepung terigu
ü   
-
Tepung ketan
ü   
+
Pati cair
ü   
+++
Pati larutan
ü   
-
Glukosa
ü   
+++
Sukrosa
ü   
-
Fruktosa
ü   
+++
Madu
ü   
+++
CMC 10%
ü   
-
Gula pasir
ü   
-
Gula merah
ü   
+++
Permen
ü   
+++
Kacang merah
ü   
+
Keterangan :  
ü           : ada karbohidrat
-                       : tidak mengandung karbohidrat
                        +                      : mengandung sedikit karbohidrat
                        ++                    : mengandung agak banyak karbohidrat
                        +++                 : mengandung banyak karbohidrat

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Iod
Nama bahan
Uji Iod
Tepung beras
-
Gula pasir
-
Tepung ikan
-
Kacang merah
+
Tepung terigu
++
Tepung maizena
++
Tepung ketan
++
Dedak padi
+++
Pati
+++

Keterangan:
-                                      : tidak mengandung karbohidrat
+                   : mengandung sedikit karbohidrat
++                 : mengandung agak banyak karbohidrat
+++               : mengandung banyak karbohidrat

Pembahasan
Uji Molish adalah uji umum untuk semua karbohidrat. Prinsip kerja uji Molish adalah larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molish, yaitu larutan 5% a-naftol dalam alkohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan hati-hati. Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat. Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksilmetilfurfural atau furfural dan kondensasi adehida yang terbentuk ini dengan a-naftol membentuk senyawa khusus untuk polisakarida dan disakarida (Sumardjo, 2009). Semua bahan yakni sari kedelai, gula merah, susu full cream, permen, susu skim, gula pasir, tepung ketan, tepung beras, tepung maizena, kacang merah, pati cair, pati larutan, glukosa, CMC 1%, madu, fruktosa, susu murni, tepung terigu, dan sukrosa menunjukkan adanya cincin ungu pada dinding tabung reaksi sehingga pada uji Molish semua bahan mengandung karbohidrat.
Uji Benedict merupakan uji terhadap karbohidrat pereduksi. Prinsip kerja uji ini berdasarkan reaksi reduksi Cu2+ (pereaksi Benedict) menjadi Cu+ dan mengendap sebagai kupro oksida (Cu2O) melalui pemanasan karbohidrat pereduksi terhadap pereaksi Benedict (campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium karbonat dalm 100 gram air) akan terjadi perubahan warna dari biru à hijau à kuning à kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Warna merah merupakan sebagai tanda positif adanya karbohidrat pereduksi (Sumardjo, 2009). Pada uji Benedict, bahan yang mengandung gula pereduksi menunjukkan warna merah bata sedangkan yang tidak mengandung gula pereduksi akan tetap berwarna biru ketika dipanaskan. Sukrosa, CMC 1%, pati larutan, tepung beras, tepung maizena, gula pasir, dan tepung terigu menunjukkan warna biru setelah dipanaskan dan didinginkan. Tepung ketan, kacang merah, dan susu kedelai menunjukkan warna hijau kebiruan dan ada endapan. Susu murni, susu full cream, dan susu skim menunjukkan warna kuning ke-orangean. Gula merah, pati cair, glukosa, madu, dan fruktosa menunjukkan endapan merah bata.
Prinsip kerja uji Iod adalah penambahan iodium pada polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks absorbsi berwarna spesifik. Uji Iod merupakan uji terhadap amilum  atau pati. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna coklat. Amilosa kurang lebih 20% memiliki struktur linier dan dengan iodium membentuk warna biru. Sementara penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah (Anonim, 2011). Sampel gula pasir dan tepung beras menunjukkan warna kuning, dan tepung ikan menunjukkan warna coklat kekuningan sehingga ketiga bahan tersebut tidak mengandung amilum (pati). Tepung terigu, tepung maizena, dan tepung ketan menunjukkan warna agak kebiruan saat dicampur dengan iodium. Kacang merah dicampur iodium menunjukkan warna sedikit biru bercampur merah. Dedak padi dicampur iodium menunjukkan warna ungu kehitaman.
Gula pereduksi adalah golongan oligosakarida yang dapat mereduksi larutan Fehling atau Tollens. Gula yang termasuk kelompok gula pereduksi, yaitu semua monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), beberapa disakarida (maltosa dan laktosa), dan trisakarida pereduksi antara lain monotriosa, robinosa, dan ramninosa. Sementara kelompok gula bukan pereduksi, yaitu sukrosa, semua polisakarida (amilum, glikogen, dan selulosa), dan trisakarida nonpereduksi antara lain rafinosa, gentianosa, dan melezitosa (Sumardjo, 2009).
Uji karbohidrat selain uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod adalah uji Anthron, uji terhadap karbohidrat pereduksi (uji Fehling, uji Tollens, uji asam pikrat, uji Barfoed), uji Seliwanoff (uji khusus untuk ketosa), dan uji khusus untuk pentosa. Uji Anthron adalah uji umum terhadap semua karbohidrat. Larutan 0,2% Anthron dalam asam sulfat pekat ditambah larutan karbohidrat. Setelah didiamkan terbentuk warna hijau atau hijau kebiruan. Prinsipnya sama dengan uji Molish (Sumardjo, 2009).
Uji Fehling merupakan uji terhadap karbohidrat pereduksi. Pereaksi Fehling ditambah karbohidrat pereduksi, kemudain dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru à hijau à kuning à kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi Fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat dua diubah menjadi tembaga bermartabat satu (Sumardjo, 2009).
Uji Tollens: prinsip kerjanya adalah karbohidrat pereduksi dipanaskan dengan pereaksi Tollens dalam tabung reaksi bersih, terbentuk lapisan tipis menyerupai cermin pada bagian bawah tabung percobaan (Sumardjo, 2009)
Uji asam pikrat: trinitrofenol atau asam pikrat jenuh dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi. Pada 5 ml larutan karbohidrat pereduksi ditambahkan 2-3 ml asam pikrat dan 1 ml natrium karbonat 10%. Pada pemanasan terjadi perubahan warna kuning menjadi merah. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan reduksi asam pikrat warna kuning menjadi asam pikramat berwarna merah (Sumardjo, 2009).
Uji Barfoed dapat digunakan untuk membedakan disakarida dan monosakarida. Pereaksi Barfoed bersifat asam dan dibuat dengan melarutkan 13,3 gram kristal kupri sulfat netral dalam 200 ml air. Setelah disaring, filtrat ditambah dengan 1,8 ml asam asetat glasial. Suasana asam dalam pereaksi Barfoed dapat mengakibatkan waktu terjadinya pengendapan kupro oksida pada reaksi  dengan disakarida dan monosakarida berbeda. Pada konsentrasi yang sama, disakarida memberikan endapan lebih lambat daripada monosakarida (Sumardjo, 2009).
Adanya pentosa dapat ditunjukkan dengan uji Bial dan uji Tauber. Pereaksi Bial dapat dibuat dengan melarutkan 1,5 gram orsinol dalam 500 ml HCl pekat, kemudian ditambah dengan 20-30 tetes feriklorida 10%. Pereaksi Tauber diperoleh bila larutan benzidin 4% dicampur dengan asam asetat glasial. Pendidihan aldopentosa dengan pereaksi Bial akan menghasilkan larutan berwarna hijau. Bila aldopentosa dididihkan dengan pereaksi Tauber, dihasilkan warna pink sampai merah setelah didinginkan (Sumardjo, 2009).























KESIMPULAN
            Uji Molish merupakan uji umum karbohidrat. Pada uji Molish bila bahan mengandung karbohidrat akan menunjukkan adanya cincin ungu pada dinding tabung reaksi dan semua bahan yang diuji pada uji Molish ini mengandung karbohidrat. Uji benedict merupakan uji terhadap gula pereduksi. Pada uji Benedict, bahan yang mengandung gula pereduksi menunjukkan warna merah bata (endapan merah bata)  sedangkan yang tidak mengandung gula pereduksi akan tetap berwarna biru ketika dipanaskan. Uji Iod adalah uji terhadap adanya amilum. Bila bahan mengandung amilum akan menunjukkan warna biru keunguan atau sedikit biru.























DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Elly. 2010. Carboxymethyl celluloce (CMC) plant from bagasse. Surabaya. ITS Library.

Anonim. 2011. Ragam gula di sekitar kita. www.landson.co.id.news/did_you_know/ragam_gula_di_sekitar_kita.hmtl. diakses tanggal [18 April 2012]
Anonim. 2011. Prosedur identifikasi amilum dalam ubi kayu. http://www.artikelkimia.info/prosedur-identifikasi-amilum-dlm-ubi-kayu-11130427092011. Diakses tanggal [18 April 2012]
Anonim. 2012. Tepung mocaf solusi atasi ketergantungan impor terigu. ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/01/17/tepung-mocaf-solusi-atasi-ketergantungan-impor-terigu/. diakses tanggal [18 April 2012]
Boniran, S. 1999.Quality control untuk bahan baku dan produk akhir pakan. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop. American Soybean Association dan Balai Penelitian Ternak. hlm. 2-7
Budiman, Meli Siska. 2009. Karbohidrat. Modul Kuliah Jurusan Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Effendi D, Agus Firmansyah, Sri Rezeki S Hadinegoro, Pramita G Dwipoerwantoro. 2002. Absorpsi karbohidrat yang berasal dari beras pada anak usia 1-3 tahun. Sari Pediatri. 3 (4): 206-212.
Irawan, M. Anwari. 2007. Glukosa dan metabolisme energi. Sports Science Brief. Vol 1. No. 6.
Narto. 2011. Kacang Merah. artikelterbaru.com/kesehatan/kacang-merah-20112786.html. diakses tanggal [18 April 2012]
Ratnayani, K., M. A. Dwi Adhi S., dan I. G. A. M. A. S. Gitadewi. 2008. Penentuan kadar glukosa dan fruktosa pada madu randu dan madu kelengkeng dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. Jurnal Kimia 2 (2): 77-86.
Singh S et al. 2008. Effect of incoporating sweet potato flour to wheat flour on the quality characteristics of cookies. African Journal of Food Science.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. EGC.

Widiasa, I Nyoman and Nugraheni, Ratri . 2000. Transmisi pati, glukosa, dan fruktosa melalui membran mikrofiltrasi. Documentation. Fakultas Teknik.












LAMPIRAN
Uji Iod                                                Uji Molish (sebelum ditambah H2SO4)
     Uji Benedict (setelah dipanaskan)              Uji Molish (setelah ditambah H2SO4)